Pemanfaatan Air Hujan di Jepang




Beberapa hari yang lalu, saya pergi ke Gramedia Merdeka jalan-jalan liat buku. Biasanya sih saya langsung ke lantai paling atas buat liat-liat komik, tapi waktu itu komik yang pengen saya beli masih belum pada muncul.. Jadi saya pergi ke lantai bawah, tempat menjual buku-buku yang lumayan serius seperti buku bisnis, kuliah, psikologi, dan lain-lain. Terus disana, saya menemukan satu buku yang sangat menarik perhatian saya, judulnya yaitu "AIR HUJAN DAN KITA, Panduan Praktis Pemanfaatan Air Hujan Kelompok Raindrops". Buku ini disusun oleh Kelompok Raindrops yang beberapa anggotanya menjadi kelompok studi teknis Organizing Committee for Tokyo International Rainwater Utilization Conference yang diselenggarakan di Sumida City, Tokyo pada bulan Agustus 1994. Kelompok studi teknis berkomitmen pada pengembangan tekbik bagi siapa saja yang memanfaatkan air hujan dimanapun.


Buku ini membahas tentang 100 cara memanfaatkan air hujan. Pada saat Kota Tokyo kekurangan air, pemerintah cenderung membuat dam besar di hulu. Namun pembangunan itu sangat menghabiskan tempat karena harus membabat habis lahan hutan dan juga pertanian dari penduduk lokal. Oleh karena itu, kelompok Raindrops mengusulkan untuk membangun puluhan ribu "dam mini" (tangki air hujan) di wilayah perkotaan sebagai solusi ganti membangun dam besar di hulu, karena kota Tokyo mempunyai curah hujan yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kebutuhan airnya.

Masih banyak cara-cara lain yang menarik dalam pemanfaatan air hujan di Jepang, salah satunya adalah "Jizo Air Hujan (Patung Dewa Air Hujan)" sebagai Pengukur Ketinggian Air.

Masaki Matsumoto, salah satu anggota Kelompok Raindrops, mengusulkan untuk membangun Jizo Air Hujan (Patung Dewa Air Hujan) yang juga bertindak sebagai pengukur permukaan air dan simbol untuk mempromosikan pemanfaatan air hujan. Alat ini bekerja menggunakan prinsip daya apung. Ketika hujan, air hujan memenuhi tangki penyimpan, kemudian patung akan terapung dan muncul ke permukaan tanah, dan ketika air dalam tangki penyimpanan dipompa keluar atau meresap ke dalam tanah, patung akan kembali masuk ke dalam tanah dan kita hanya dapat melihat kepalanya. Ada sebuah papan petunjuk di sampingnya berbunyi suatu ungkapan promosi pemanfaatan air hujan : "Air Hujan adalah berkah dari Tuhan". Di depan patung biasanya diletakkan juga kotak amal.
Gambar di bawah ini merupakan gambar simpel yang saya buat mengenai mekanisme sistem kerja dari Jizo Air Hujan :)


Kreatif banget ya! Jadi di Jepang, khususnya Kota Sumida, sudah menerapkan sistem pemanfaatan air hujan ini secara kreatif dan inovatif. Jizo Air Hujan merupakan salah satu dari berbagai macam cara pemanfaatan air hujan yang telah diterapkan. Disana, air hujan bukan hanya jatuh ke permukaan bumi, lalu disalurkan ke saluran drainase menuju badan air terdekat, tetapi mereka gunakan dahulu untuk kepentingan apapun, seperti Jizo Air Hujan. Benda ini juga bisa memperindah lingkungan tempat tinggal kita dan juga meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap persediaan cadangan air lhoo. Jika patung tersebut tenggelam terus, berarti dapat disimpulkan bahwa tangki kosong karena tidak terisi air hujan, tanah kemungkinan kekurangan kandungan air dan kita tidak bisa melihat keindahan dari patung tersebut.

Dalam kuliah saya di kampus, dosen saya pun selalu mengingatkan bahwa zaman sekarang kita harus menerapkan paradigma baru dalam menangani penanganan drainase, yaitu memanfaatkan terlebih dahulu kelebihan air permukaan sebelum disalurkan menuju badan air dengan tujuan untuk konservasi air dengan menyerapkan kelebihan air ke dalam tanah, ataupun hal-hal lain yang dapat bermanfaat bagi manusia, misalnya menampung air hujan untuk menyiram tanaman.

Mengingat Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi, alangkah baiknya jika air hujan tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari (membersihkan toliet, menyiram tanaman, dan sebagainya). Atau mungkin kita bisa nerapin patung Jizo itu tapi diganti sama patung pahlawan, seperti Soekaro atau pahlawan lainnya. Kan kayaknya berseni banget tuh. Saya berharap kita semua bisa lebih menghargai air hujan yang sangat melimpah di Indonesia. Janganlah menganggap bahwa air hujan hanya menjadi sumber masalah, seperti banjir. Janganlah berpikir bahwa biarkan air hujan jatuh ke bumi dan salurkan ke sungai lalu ke laut. Air hujan merupakan potensi sumber daya alam yang sebetulnya sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari jika kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Oleh karena itu, ayo kita mulai memanfaatkan air hujan! Minimal dari melakukan hal-hal kecil di kehidupan sehari-hari :)

Komentar

  1. Wah.... inovasi yang keren banget ni gan.....
    Kyk'a cocok juga tu dibuat di Indonesia dengan pengembangan lebih lanjut den memperhatikan beberapa aspek seperti yang berhubungan dengan pendidikan,kesehatan, religius dsb lah pokoknya... hehehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya pasti cocok dikembangin di Indonesia. Mengingat negara kita merupakan negara tropis yang sering hujan, dan air hujannya malah membanjiri permukaan daratan, terbuang sia-sia, dan menimbulkan banyak masalah, mending dimanfaatin dengan cara-cara kreatif seperti itu kan, hehe :)

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mau Jadi Anak Himpunan atau Non-Himpunan Jurusan ya? Apa Pengaruhnya ke Dunia Kerja?

Nikmatnya Refleksi di Zen

Pemanasan Global Akibat Sampah