MATERI OHU UGREEN

DAUR ULANG KERTAS

Mengapa Kita Harus Mendaur Ulang Kertas?
Dalam kehidupan sehari-hari, kertas sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh setiap orang, terutama para pelajar dalam mengerjakan tugas. Mereka biasa mengerjakan berbagai tugas serta laporan menggunakan kertas baru, kemudian setelah tidak digunakan langsung dibuang atau dijual ke tukang barang bekas. Padahal kertas bekas tersebut dapat kita gunakan kembali dengan mengolahnya melalu suatu proses, yaitu proses Daur Ulang Kertas. Faktanya, 1 pohon pinus = 80.500 lembar kertas. Pada salah satu tempat fotokopi di ITB, maksimal kertas yang dipergunakan yaitu 5 rim dan minimal 1 rim. Jika jumlah fotokopian ITB sebanyak 10 tempat, maka dalam keadaan produksi maksimal (5 rim), diproduksi 10 x 5 x 500 = 25.000 lembar = 1 pohon pinus per 3 hari. Selama ini kita terus menerus menggunakan kertas baru tanpa mengetahui efek dari apa yang telah kita perbuat. Oleh karena itu, mari kita gunakan kertas Reuse dan daur ulang kembali kertas bekas yang sudah tidak terpakai. Dibawah ini adalah langkah-langkah bagaimana mendaur ulang kertas yang dilakukan oleh UGreen ITB.

Daur Ulang Kertas Ala U GREEN
Alat dan Bahan
·         Kertas Bekas
·         Air
·         Lem
·         Gelas minuman 600ml
·         Botol minuman 1,5Lt
·         Rakel
·         Screen Sablon
·         Blender
·         Bak Air
·         Ember
·         Papan yang dilapisi kain bekas atau kain
Cara Pembuatan
1.       Sobek kertas bekas sekecil mungkin, kemudian rendam di dalam air dan biarkan selama minimal 12 jam.
2.       Setelah kertas direndam,lalu buat bubur kertas dengan memasukkan ke dalam blender untuk dihaluskan.
3.       Perbandingan antara bubur kertas : air = 1 : 4 , dengan bantuan penakar yaitu gelas minuman 600 ml, kertas yang sudah direndam diambil sebanyak ¾ gelas dan tambah air 3 gelas. Hal ini disesuaikan dengan kapasitas blender . Kemudian tambahkan juga sedikit lem (co: lem kayu) yang berfungsi sebagai perekat agar bubur tidak rapuh ketika selesai dikeringkan menjadi kertas daur ulang.
4.       Blender sampai sehalus mungkin. Usahakan tidak ada bubur yang masih menggumpal agar hasil yang didapatkan sempurna.
5.       Bubur kertas yang sudah halus kemudian dimasukkan ke dalam bak berisi air, dengan perbandingan bubur : air = 1 : 5, dengan bantuan penakar yaitu botol minuman 1,5Lt.
6.       Ratakan campuran bubur kertas dalam air.
7.       Ambil screen sablon. Masukkan ke dalam bak yang sudah berisi bubur. Angkat screen, terlihat ada sebagian bubur yang ikut terbawa di atas permukaan screen dan kemudian press permukaan itu dengan papan lapis kain.
8.       Setelah dipress, balikkan screen sehingga tampak bagian belakang berada di depan pandangan kita.
9.       Keringkan bagian belakang screen dengan rakel sekering mungkin agar screen dapat mudah dilepas dari papan yang sudah tertempel bubur kertas tanpa merusaknya.
10.   Lepas papan dengan hati-hati, jangan sampai bubur kertas ikut terbawa oleh screen karena akan menyebabkan kertas daur ulang berlubang.
11.   Setelah screen terlepas, kita dapatkan papan yang pada permukaannya sudah tercetak bubur kertas yang masih basah. Kemudian, jemur papan yang sudah tercetak kertas daur ulang sampai kering.
12.   Setelah kering, lepaskan kertas daur ulang yang sudah kering pada papan dengan hati-hati.
13.   Kemudian kita dapatkan hasil Kertas Daur Ulang Ala UGREEN yang sempurna :D
*Tambahan :
Warna kertas daur ulang bisa didapatkan dari pencampuran bahan pewarna alami dan bisa juga karena kertas bekas yang dipakai sudah berwarna dan sudah dikelompokkan berdasarkan warna.


 
KERANJANG TAKAKURA

Keranjang Takakura adalah suatu keranjang pengkomposan skala rumah tangga dengan menggunakan sampah organis.Keranjang ini pertama kali dikembangkan dan diperkenalkan oleh satu organisasi di kota Surabaya yang beranam PUSDAKOTA (Pusat Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan) Surabaya. Nama TAKAKURA sendiri diambil dari nama seorang professor dari Jepang yang membantu riset dan pengembangan model pengomposan rumah tangga ini. Untuk menghargai jasa beliau, makan namanya diabadikan menjadi nama model keranjang pengomposan ini yang telah dipatenkan oleh PUSDAKOTA.

Jenis Sampah Organis yang dapat dimasukkan 
Sisa sayuran. Idealnya sisa sayuran tersebut belumbasi. Namun bila telah basi, cuci sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang airnyA
Sisa nasi
Sisa ikan, ayam, kulit telur
Sampah buah yang lunak (anggur, kulit jeruk, apel, dan lain-lain). Hindari memasukkan kulit buah yang keras seperti kulit salak


Ada Apa di Dalam Keranjang ?

1.       Wadah : Keranjang berpori dari plastic tahan lama (Polipropilen), dilengkapi dengan penutup
2.       Starter/Biang Kompos (sumber bakteri pengurai) : Diisi dampai 2/3 ukuran wadah (berat starter kompos ± 7 – 7,5 kg). Starter berisi media dan mikroorganisme pengurai. Hanya diperlukan starter untuk pertama kali saja. Untuk selanjutnya akan menggunakan kompos yang dihasilkan sendiri dari keranjang Takakura.
3.       Lapisan Kardus : Kardus pakai ulang (reuse), digunakan sebagai pelapis dinding wadah. Berfungsi menahan panas dan mencegah kompos keluar dari wadah. Sifat kardus yang bisa menyerap air menjadikan kelebihan air akan terserap melalui kardus. Delain itu pori-pori kardus akan memudahkan sirkulasi panas dan udara melalui pori.
4.       Bantalan Sekam : Sejumlah dua buah, diletakkan dibawah dan di atas starter kompos. Berfungsi menjaga sirkulasi udara, menahan panas dan mengatur kelembaban
5.       Kain Penutup : Ukuran disesuaikan dengan keranjang, ditempelkan pada tutup keranjang dengan karet. Berfungsi mencegah lalat dan serangga masuk kemudian bertelur di dalam wadah.
6.       Sekop Kecil : Untuk mengaduk, berbentuk segitiga runcing supaya lebih mudah mengaduk dan menggali hingga bagian lebih dalam.

Panduan Penggunaan Keranjang

1.       Buka keranjang Takakura, kain penutup dan bantalan sekam
2.       Gali media pengkomposan dengan sekop kecil tepat di tengahnya sehingga terbentuk lubang. Sesuaikan ukuran galian dengan jumlah sampah yang akan dimasukkan
3.       Kemudian masukkan sampah organis yang akan anda kompos
4.       Timbun sampah tadi dengan menggunakan media yang ada di tepian lubang sehingga sampah tertutupi
5.       Tutup kembali dengan bantal sekam
6.       Tutup kembali keranjang Takakura dengan kain penutup dan penutup keranjang
·         Di hari berikutnya ketika kita akan memasukkan sampah, terlebih dahulu perlu melakukan pengadukan secukupnya, supaya sampah yang dimasukkan sehari sebelumnya tercampur merata dengan media pengkomposan
·         Setelah itu lakukanlah langkah no. 2 hingga no. 6 seperti di atas.

MEMBUAT STARTER
Starter adalah Media yang sudah mengandung banyak pengurai, nutrisi untuk awal pertumbuhan pengurai dan kondisi lingkungan yang nyaman untuk bakteri.

Bahan-Bahan:
Sekam : Berfungsi sebagai tempat berkembangbiak bakteri dan sumber makanan bakteri
Bekatul/dedak : Sebagai makanan bakteri
Tanah Subur/pupuk kompos : Sebagai sumber bakteri pengurai utama proses composting
Air Gula : Sebagai makanan untuk mempercepat perkembangbiakan bakteri dalam campuran starter kompos
Air (usahakan jangan yang berkaporit atau air tercemar) : Untuk melarutkan zat gula, serta membasahi seluruh bahan dasar pada saat dicampur dan diaduk bersamaan hingga lembab.

Langkah Pembuatan Starter
1.       Campurkan bahan diatas sampai merata sambil ditambahkan air murni dan air gula
2.       Penyiraman saar mencampur kira-kira sampai seluruh campuran dalam kondisi lembab untuk tersirami (jangan sampai menggenang)
Cara mengukur kadar air : Ketika hasil campuran tadi digenggam tangan campuran akan menggumpal, namun tidak ada yang menetes dari campuran yang ada di genggaman tangan
3.       Jika campuran sudah selesai dibuat, masukkan ke dalam karung. Bila pencampuran dilakukan dengan benar, dalam 1,5 hari campuran akan terasa hangat. Kemudian diamkan selama 4-7 hari.
Jika campuran tidak memanas dalam 1,5 hari : Tambahkan campuran dengan air gula, air murni, dan bekatul. Bila dirasa perlu, tambahkan bakteri pengurai lain.
4.       Setelah 4-7 hari, masukkan campuran ke dalam keranjang takakura sekitar 2/3 bagian keranjang.
Untuk menjaga kadar air dan kualitas campuran saat proses pembuatan, lebih dianjurkan selama proses 4-7 hari penyimpanan itu minimal setiap 2 hari sekali campuran ini kembali diaduk dan ditambahkan air untuk menjaga kelembaban campuran. Karena biasanya ada proses penguapan yang terjadi saat penyimpanan itu, sehingga campuran akan terasa lebih kering.
5.       Keranjang Takakura sudah siap dipakai.

Panen Kompos
Bila keranjang sudah penuh, maka 1/3 bagian dari isi keranjang sudah dapat diambil untuk dijadikan kompos.
1.       Keluarkan media pengomposan dari keranjang. Kemudian pisahkan media yang warnanya lebih gelap dan halus (sudah menjadi kompos)
2.       Untuk mengambil yang paling lembut, bisa mengayaknya dengan menggunakan tutup keranjang. Jumlah yang dikeluarkan sebanyak 1/3 isi keranjang.
3.       Kemudian masukkan kembali 2/3 bagian sisa pengayakan termasuk sampah-sampah yang belum terurai ke dalam keranjang untuk menjadi media pengomposan selanjutnya. Tempatkan sampah organis yang belum terurai di bawah media pengomposan.
4.       Kompos yang dipanen kita matangkan terlebih dahulu selama setidaknya satu minggu. Setelah itu kompos siap digunakan.

Perawatan Takakura
·         Tidak perlu rutin
·         Perlu perwatan jika :
o   Volume sampah tidak berkurang
o   Bau
o   Terlalu basah atau terlalu kering
o   Tinggi kompos kurang dari setengah bagian (setelah dipanen)

Mengatasi Masalah Takakura
Masalah takakura yang paling sering ditemui yaitu :
1.       Bau : Campurkan sejumlah sekam ke dalam kompos(semakin bau semakin banyak). Aduk hingga merata, kemudia tutup kembali keranjang takakura
2.       Pengomposan terhenti dan menjadi dingin : Hal ini biasa terjadi jika pengurai berhenti bekerja. Untuk mengatasinya bisa dengan menambahkan segenggam bekatul dan segelas air gula. Aduk merata.
3.       Terlalu basah : Tambahkan sejumlah sekam, kemudian aduk-aduk bersama sampah lainnya
Terlalu kering : Tambahkan air dan aduk.
4.       Tinggi kompos kurang dari setengah bagian : campurkan sekam hingga tingginya mendekati 2/3 bagian. Tambahkan beberapa genggam bekatul dan aduk merata.


MEMULAI HIDUP DENGAN KERANJANG TAKAKURA
Kenalkan keranjang takakura di lingkungan rumah
1.       Bukalah keranjang takakura
2.       Ambillah sejumlah tanah subur dari kebun atau pot rumah
3.       Aduk-aduklah tanah tersebut ke dalam starter

Dimana meletakkan Keranjang Takakura?
Keranjang takakura dirancang sebagai sarana pengomposan dalam rumah sehingga sebaik mungkin memanfaatkan kemampuan ini dengan meletakkannya di tempat-tempat strategis dalam rumah.
1.       Letakkan di tempat strategis di dalam rumah, contohnya seperti tempat yang paling banyak menghasilkan sampah organis (dapur, ruang makan)
2.       Hindarkan dari terik matahari, agar keranjang tidak cepat rusak dan kompos tidak cepat kering
3.       Hindarkan dari hujan (taruh di tempat teduh)
Keranjang Takakura dirancang sedemikian rupa sehingga dalam keadaan normal, keranjang tidak menghasilkan bau.

Apa yang harus dilakukan setiap hari dengan Keranjang Takakura?
Yang perlu dilakukan setiap hari dengan Keranjang Takakura hanyalah memasukkan sampah organis dan mengaduk/menguburnya dengan kompos yang telah ada di dalam keranjang.


(Sumber : http://www.scribd.com/doc/54310866/Manual-Takakura-rev-Juni09)

BIOPORI
Arti definisi dan pengertian Lubang Resapan Biopori menurut organisasi.org adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan. Definisi lain dari biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah laiinya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. 
 Jadi, semakin banyak biopori di dalam tanah, semakin sehat tanah tersebut.
Di daerah yang masih alami, mekanisme pembentukan biopori terjadi dengan sendirinya.  Dengan adanya perubahan struktur di atas dan di dalam tanah akibat pembangunan/ pengolahan tanah yang dilakukan manusia seperti pertanian, deforestasi dan perumahan, mekanisme alamiah pembentukan biopori menjadi tidak berjalan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Kamir R. Brata, seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), mengembangkan sebuah cara untuk mendorong terbentuknya biopori melalui Lubang Resapan Biopori (LRB).

Tujuan / Fungsi / Manfaat / Peranan Lubang Resapan Biopori / LRB
1. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
2. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
6. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
7. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

Tempat yang dapat dibuat / dipasang lubang biopori resapan air :
1.       Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb.
pengalir air hujan mengurangi volume air yang dialirkan sehingga mencegah air meluap ke luar selokan.

Lubang Resapan Biopori pada Selokan
2.       Di sekeliling pohon.
Lubang resapan biopori yang dibuat di sekeliling pohon dapat menjadi sumber air untuk pohon tersebut. Bulu-bulu akar dari pohon akan tumbuh ke arah LRB
3.       Pada tanah kosong antar tanaman / batas tanaman.                                                                                                                           
Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air :
1.      

Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm. Pembuatan lubang bisa dibantu dengan alat bernama Bor Biopori.

2.       Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 centimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok.

1) paralon dengan diameter 10 cm, panjang minimal 10cm; atau

2) adukan semen selebar 2 – 3 cm, setebal 2 cmdisekeliling mulut lubang.

3.       Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut akibat proses pelapukan yang diperkirakan selama 2-3 bulan sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.

4.       Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).
Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang.

Cara Proses Pembentukkan Biopori Dalam Tanah
Menunjukkan Foto melalui mikroskop elektron yang menggambarkan dua buah lubang yang terbentuk oleh cacing (pada lingkaran kuning bagian atas) dan lubang yang terbentuk oleh aktifitas akar tanaman (pada lingkaran kuning bagian bawah). Bila lubang-lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah.

Foto Mikroskop Elektron dari Lubang Caing dan Akar pada Matriks Tanah (dalam lingkaran kuning)
Atau dengan perkataan lain akan dapat mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi. Peningkatan jumlah biopori tersebut dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal kedalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput atau vegetasi lainnya, dan sejenisnya. Bahan organik ini kelak akan dijadikan sumber energi bagi organisme di dalam tanah sehinga aktifitas mereka akan meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas mereka maka akan semakin banyak biopori yang terbentuk. 


UGREEN ITB
U-Green adalah unit kajian lingkungan di ITB. Sudah berdiri hampir 5 tahun. Di U-Green sendiri tidak fokus pada pohon saja, tapi saat ini kita fokus pada 3 hal yang menjadi program di U-Green: Biokonservasi (yaitu program yang concern pada Makhluk Hidup, baik hewan ataupun tanaman) lalu CCE (yaitu program yang concern pada Perubahan iklim dan Energy) dan WM (yaitu program yang concern pada masalah sampah).n hewan) lalu CCE (yaitu program yang konsern pada Perubahan iklim dan energiiok kajian lingkungan di ITB. Sudah berdiri hampir
Kegiatan besar U-Green:
Sebenarnya banyak kegiatan-kegiatan yang U-Green laksanakan, beberapa dari kegiatan U-Green yaiitu:
·         Envirovolution adalah salah satu program dari U-Green ITB yang bertujuan untuk memfasilitasi pergerakan-pergerakan organisasi-organisasi yang concern di bidang lingkungan dan mengajak masyarakat umum untuk berperan serta didalamnya. Rencananya, Envirovolution akan diadakan pada awal tahun 2012 nanti. Pada tahun lalu, sebelum event puncak pada tanggal 29-30 Maret 2010 Envirovolution sudh mengadakan 8 pra event, yaitu Tambal Ozon, GreenPaper Project, GreenCanteen, U-Green Goes to School, GreenTechnology Competition, Lomba Fotografi, Lomba Media, dan Bandung Green Execution. Pada tanggal 29-30 Maret 2010 sendiri akan diadakan FESTIVAL LINGKUNGAN yang dimeriahkan oleh LSM-LSM yang bergerak di bidang lingkungan dan akan dihadiri oleh seluruh partisipan dari Envirovolution dan masyarakat umum. ada Tour d'Enviro selama festival yang akan dipandu oleh panitia sehingga tujuan edukasi dan kampanye akan tersampaikan dengan lebih baik.selain itu akan ada EXPO dari finalis-finalis Greentechnology competition, Lomba Fotografi dan Lomba Media. Grand Final dari semua kompetisi di Envirovolution akan diadakan saat event puncak sehingga karya dari peserta akan dilihat dan dinilai oleh seluruh pengunjung Envirovolution.
Lalu ada juga SEMINAR yang bertajuk "lahirnya era Greentechnology menuju Ecolifestyle dan Ecocampus". tak lupa akan ada ART-PERFORMANCE dari band-band dan artis yang memiliki kepedulian di bidang lingkungan.

·         Warung Kertas  adalah proyek besar yang sudah dilakukan U-Green lebih dari 4 bulan. Proyek warung kertas ini bertujuan untuk menciptakan siklus kertas di ITB, dimana U-Green bekerjasama dengan himpunan-himpunan di ITB agar mereka menyalurkan kertas bekas yang tidak dipakai lagi ke U-Green dan akan didaur oleh U-Green sendiri, lalu dikembalikan dalam bentuk notes dengan kertas daur ulang secara gratis. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nikmatnya Refleksi di Zen

Mau Jadi Anak Himpunan atau Non-Himpunan Jurusan ya? Apa Pengaruhnya ke Dunia Kerja?

All You Can Eat!! Dimsum Eastern